Musim Kemarau di Balangan Diprediksi Masuk Minggu Kedua Bulan Juni 2024 

Teks foto: BPBD Balangan saat hadir dalam Zoom Meeting BMKG Provinsi Kalimantan Selatan dalam Konferensi Pers prediksi musim kemarau tahun 2024 yang diwakili oleh Penyuluh Bencana Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. (Istimewa)

Paringin, wartaberitaindonesia.com – BMKG Provinsi Kalimantan Selatan merilis prediksi musim kemarau tahun 2024 dalam kegiatan Zoom Meeting Konferensi Pers yang dilaksanakan beberapa hari yang lalu.

 

Bacaan Lainnya

Dalam kegiatan tersebut BPBD Balangan ikut hadir dalam Zoom Meeting yang diwakili oleh Penyuluh Bencana Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.

 

Kepala Pelaksana BPBD Balangan H Rahmi, melalui Penyuluh Bencana Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Senin (6/5/2024) mengatakan, paparan soal prediksi tersebut disampaikan oleh Goeroeh Tjiptanto selaku Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Kalimantan Selatan.

 

“Informasi BMKG Provinsi Kalimantan Selatan bahwa

awal musim kemarau di wilayah Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan diprediksi masuk tidak bersamaan, diperkirakan dari Juni hingga Agustus 2024,” katanya.

 

Musim kemarau tahun 2024 Provinsi Kalimantan Selatan jelasnya, diprediksi mundur atau lebih lambat dari kondisi normal seperti tahun-tahun sebelumnya

 

Karena perbandingan prediksi dari tahun sebelumnya, di tahun 2024 musim kemarau Provinsi Kalimantan Selatan secara umum akan lebih pendek.

 

“Untuk wilayah Kabupaten Balangan diprediksi akan memasuki awal musim kemarau di minggu kedua bulan Juni 2024 (Dasarian II Juni),” sebutnya.

 

“Sifat musim kemarau Kabupaten Balangan diprediksi dalam kondisi normal. Adapun puncak musim kemarau wilayah Kabupaten Balangan diprediksi dari Bulan Agustus hingga September 2024,” tambahnya.

 

Dalam paparan tesebut juga BMKG memberikan saran dan masukan untuk Pemerintah Daerah diantaranya menyiapkan lokasi penampungan air (danau, waduk, sumur bor) untuk menghadapi musim kemarau sebagai langkah antisipatif terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

 

“Kemudian menggerakkan masyarakat untuk menyiapkan penyimpanan air bagi rumah tangga melalui gerakan memanen air hujan,” pungkasnya.

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *