‎Festival Kuliner Tradisional di Batulicin Irigasi Usung Konsep Ramah Lingkungan

Teks foto: Festival Kuliner Tradisional bertajuk Kewisata Kuliner Tradisional Agro Technopark pada Minggu 13 Juli 2025 di Desa Batulicin Irigasi, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu. (Ist)

‎Batulicin, wartaberitaindonesia.com– Pemerintah Desa Batulicin Irigasi, Kecamatan Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menggelar Festival Kuliner Tradisional bertajuk Kewisata Kuliner Tradisional Agro Technopark pada Minggu, 13 Juli 2025.

Kegiatan ini berlangsung di kawasan samping Kantor Desa Batulicin Irigasi, mulai pukul 06.30 hingga 11.00 WITA dengan mengusung konsep ramah lingkungan.

‎Acara ini menawarkan pengalaman unik menikmati cita rasa kuliner tradisional khas daerah, yang disajikan langsung oleh para pelaku UMKM lokal. Lapak-lapak kuliner dibuka mulai pukul 07.00 WITA, diawali dengan pembukaan loket penukaran “kuin” (kayu ulin) sebagai alat tukar sejak pukul 06.30 WITA.

‎Pengunjung terlihat antusias memadati area festival sejak pagi hari. Salah satu pengunjung, Aditya Ramadany, mengaku senang dengan konsep acara yang mengangkat tradisi lokal.

‎”Saya sangat terkesan. Selain makanannya enak dan tradisional, konsep penukaran uang dengan ‘kuin’ ini unik dan menarik. Serasa kembali ke masa lalu,” ujarnya.

‎Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan, penyelenggara menegaskan bahwa festival ini tidak menjual makanan dan minuman kemasan atau produk modern. Pengunjung diwajibkan membawa tumbler serta totebag atau tas belanja sendiri untuk membawa pulang jajanan.

‎Menariknya, kegiatan ini bukan hanya sekali digelar. Festival kuliner tradisional Batulicin Irigasi ini diadakan secara rutin setiap satu bulan sekali, sebagai upaya untuk mengangkat potensi lokal serta memperkuat perekonomian masyarakat desa.

‎Kegiatan ini merupakan bagian dari program “BerAKSI” (Bersama Akselerasi Sinergi Inovasi), dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk BRI, Astra, Dinas Ketahanan Pangan, serta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif lokal.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *