Dugaan Keracunan Massal di Martapura, DPR RI dan FH Uniska Desak Evaluasi Program MBG

Teks foto: Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari, Dr. Afif Khalid. (Ist)

Banjarmasin, wartaberitaindonesia.com — Dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan pelajar di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, terus menjadi sorotan publik. Hingga Jumat (10/10/2025), tercatat sebanyak 75 siswa sekolah dasar yang mengikuti program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengalami gejala keracunan.

 

Bacaan Lainnya

Para siswa dilarikan ke sejumlah fasilitas kesehatan di Martapura setelah merasakan mual, muntah, hingga pusing usai menyantap makanan dari kegiatan MBG sehari sebelumnya.

 

Dekan Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari, Dr. Afif Khalid menyayangkan insiden yang terjadi pada program dengan tujuan mulia tersebut.

 

“Sayang sekali dugaan keracunan itu terjadi pada program MBG. Padahal tujuan utamanya untuk menyehatkan generasi penerus bangsa, bukan sebaliknya,” ujar Afif, Jumat (10/10/2025).

 

Afif mengapresiasi langkah cepat anggota DPR RI Hj Mariana yang mendorong investigasi menyeluruh atas kasus ini. Ia menilai keputusan untuk menghentikan sementara penyedia jasa katering yang terlibat merupakan langkah tepat.

 

“Kebijakan itu diambil karena situasinya sangat mendesak, menyangkut keselamatan anak-anak kita. Namun, di sisi lain kami juga meminta aparat penegak hukum segera mengusut tuntas kasus ini,” tegasnya.

 

Selain itu, Afif mendesak pemerintah daerah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, mulai dari pengadaan, penyimpanan, hingga distribusi makanan. Ia juga menyoroti pentingnya transparansi anggaran serta profesionalisme tenaga kesehatan atau ahli gizi yang terlibat dalam program.

 

“Kasus ini menjadi pembelajaran berharga agar pengawasan program MBG lebih ketat dan berkala. Harapannya, insiden serupa tidak terulang di tempat lain, dan tujuan awal MBG benar-benar tercapai, yaitu menyehatkan generasi penerus,” tutup Afif.

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *