Marabahan, wartaberitaindonesia.com – Dampak penyakit kuku dan mulut (PKM) pada hewan ternak mengakibatkan stok hewan korban di kelompok penjual dan peternak sapi di wilayah Kabupaten Barito Kuala (Batola) mengalami penurunan.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang peternak sapi di Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, Sodikon, Rabu (22/06/2022).
“Adanya wabah PMK ini tidak hanya berdampak ketersediaan stok sapi, namun juga membuat harga mengalami kenaikan 10 hingga 15 persen dari biasanya harga sapi korban 15 sampai 18 juta per ekornya, kini mencapai 18 hingga 20 juta per ekor,” sebut Sodikon.
Sekarang stok sapi hanya sekitar ratusan ekor saja seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Rantau Badauh, tepatnya di Desa Danda Jaya.
“Biasanya pada tahun-tahun sebelumnya stok sapi korban di kelompok peternak dan distributor, mencapai ribuan ekor sapi mendekati hari lebaran,” terangnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Batola, Suwartono Sosanto mengungkapkan, hingga saat ini di wilayah Batola, penyebaran PKM dinilai aman.
“Kita bersama pihak Polsek dan Koramil di Kabupaten Batola, terus melakukan pemeriksaan kesehatan sapi untuk hari raya kurban,” ujarnya.
Sedangkan untuk stok sapi yang ada di wilayah Kabupaten Batola, berdasarkan data yang ada baik di kalangan peternak dan distributor mencapai 2119 ekor sapi kurban.
“Kebutuhan hewan kurban di wilayah Batola hanya berjumlah 600 ekor sehingga sisanya bisa didistribusikan ke daerah luar wilayah kabupaten,” pungkasnya Suwartono.