BANJARMASIN, wartaberitaindonesia.com – Dalam puncak Hari Jadi Kota Banjarmasin ke 496 ini, ada 49.600 pelajar SD dan SMP se Kota Banjarmasin ikut pada pemecahan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) mengenakan kain baju Sasirangan atau Basasirangan (bahasa Banjar, red).
penampilan ini secara serentak dan ditampilkan secara daring di acara Perayaan puncak Hari Jadi Kota Banjarmasin ke 496, di halaman Kantor Balaikota, pada Rabu (28/09/22) pagi.
Pelaksanaan puncak hari jadi ini dihadiri para Bupati dan Walikota se-Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Awalnya kita cuma menargetkan siswa yang ikut pemecahan rekor ini hanya sebanyak 496 orang. Tapi ternyata antusias siswa sangat tinggi, dan sekarang sudah jauh melampaui target,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Nuryadi, kepada wartawan.
“Sekarang sudah lebih dari 52 ribu siswa yang sudah terdaftar sebagai peserta dan ikut pemecahan Rekor Muri tersebut,” lanjutnya.
Kegiatan pemecahan rekor Muri ini yakinnya, sama sekali tidak membebani para siswa. Pasalnya setiap sekolah baik itu negeri maupun swasta di kota itu, pasti sudah memiliki pakaian Sasirangan yang menjadi seragam.
“Karena di tempat kita ada aturan yang mewajibkan para siswa untuk memakai pakaian Sasirangan dihari tertentu. Sehingga mereka terbiasa sejak dini memakai kain Sasirangan di kesehariannya,” ungkapnya.
Nuryadi berharap, dengan adanya penilaian dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) pada kegiatan pemecahan rekor ini, bisa menunjukkan pada dunia bahwa eksistensi dari kain sasirangan sangat disukai masyarakat tidak terkecuali anak-anak.
“Selain itu, hal ini juga upaya kita dalam melestarikan budaya kain sasirangan dan mengakomodir pelaku usaha lokal kain sasirangan,” tandasnya.
49.600 pelajar SD dan SMP se Kota Banjarmasin ikut pada pemecahan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia
