Banjarmasin, wartaberitaindonesia.com-Mahalnya minyak goreng disebabkan karena sedang terjadi kelangkaan di sejumlah pasaran tradisional. Harganya bervariasi mulai dari 16-20 ribu perliternya.
Kenaikan ini terjadi kedua kalinya dalam dua bulan belakangan ini.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar mengatakan, minyak goreng sebenarnya Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp. 14 ribu per liternya.
Namun, dengan kondisi sekarang ini harga tersebut tidak bisa dipertahankan di pasaran tradisional karena pedagang sudah membeli dengan harga lebih dari HET.
Meskipun demikian, pihaknya mengupayakan agar kebutuhan pokok itu bisa dibeli warga dengan harga sesuai HET nya.
Yakni dengan menggelar operasi pasar murah minyak goreng di tiap Kelurahan.
“Mulai besok kita akan gelar operasi pasar murah,” katanya saat dihubungi via Whats App, Senin (7/3).
Terkait kenaikan minyak dari kelapa sawit ini, Tesar memastikan bahwa tidak ada temuan penimbunan minyak goreng yang dilakukan oleh oknum pengusaha di Banjarmasin.
“Beberapa kali kita monitoring ke gudang-gudang seperti ritel modern, Koperasi Harum Manis sementara tidak ada ditemukan penimbunan,” tandasnya.
Sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel telah melayangkan surat kepada Kementrian Perdagangan RI untuk mempertanyakan tindak-lanjut dari kebijakan minyak goreng satu harga yakni Rp14.000 per liter.
“Mudah-mudahan nanti hasil di dapat dari konsultasi ke sana bisa membuahkan kebijakan bagus untuk minyak goreng ini,” tuturnya.
Dalam konsultasi tersebut pihaknya juga akan menceritakan kondisi real di lapangan mengenai ketersedian minyak goreng yang sekarang ini sudah langka dan harga jualnya yang bervariasi.
Tidak hanya mempertanyakan kebijakan itu saja, pihaknya juga akan mempertanyakan bantuan pasokan minyak goreng subsidi dari pusat sebanyak 1,2 miliyar liter untuk enam bulan pertama tahun 2022, beberapa waktu lalu.
“Itu masih diusahakan juga. Makanya kami pertanyakan di pusat, karena hampir semua daerah di Indonesia terkena dampak kelangkaan minyak goreng ini. Tidak hanya di Banjarmasin saja,” tutupnya.