Banjarmasin, wartaberitaindonesia.com– Dampak kenaikan harga BBM beberapa hari terakhir belum memberikan dampak signifikan terhadap sejumlah barang kebutuhan masyarakat.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), H Birhasani dari hasil monitoring di tiga pasar tradisional di Banjarmasin.
Dilihat dari sisi keekonomian apabila biaya produksi maupun modal lainnya naik, maka akhirnya dibebankan kepada konsumen melalui harga jual.
“Jika dalam beberapa pekan terakhir tidak menutup kemungkinan apabila stok mengalami penurunan dipredeksi terjadi kenaikan,” terang Birhasani kepada
wartaberitaindonesia.com, Selasa (6/9).
Ia menambahkan, di Banjarmasin ini banyak para distributor dan pedagang besar berbagai barang, termasuk bahan pokok sehingga biaya angkutan barang tidak banyak memberikan pengaruh terhadap inflasi meski potensi tersebut sewaktu-waktu bisa terjadi.
Kemudian melihat perkembangan harga ada beberapa item bahan pokok mengalami kenaikan seperti cabe dan lainnya lebih disebabkan terganggunya jalur pengiriman lewat laut akibat cuaca buruk.
“Pembelian barang baru sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari kenaikan BBM yang menambah tingginya biaya transportasi,” ujarnya.
Menyikapi hal tersebut Pemprov Kalsel akan melaksanakan pasar murah dimulai tanggal 8 September hingga Desember 2022 tersebar 34 titik di di 13 kabupaten/kota se-Kalsel.
Birhasani juga berharap kepada masyarakat tergolong mampu ataupun kaya untuk menaruh simpati dengan tidak membeli barang bersubsidi, seperti gas elpiji 3 kilogram karena peruntukannya untuk masyarakat miskin, selain itu ia menghimbau agar jangan panik apalagi sampai menimbun barang belilah sesuai kebutuhan bukan keinginan semata.
“Mudahan ini dapat membantu meringankan beban masyarakat dan pengendalian inflasi daerah,” harapnya.