Masyarakat Balangan Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H Bersama Guru Bakhiet

Teks foto: Para jamaah yang hadir pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H bersama KH. Muhammad Bakhiet, di Majelis Ta'lim Riyadhul Muhibbin, Ponpes Riyadhul Muhibbin, Desa Bungin, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Minggu (24/9). (ist)

Paringin,
wartaberitaindonesia.com– Masyarakat Kabupaten Balangan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H bersama KH. Muhammad Bakhiet, di Majlis Ta’lim Riyadhul Muhibbin, Ponpes Riyadhul Muhibbin, Desa Bungin, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Minggu (24/9/2023).

Dalam ceramahnya KH. Muhammad Bakhiet yang akrab disapa Guru Bakhiet ini menyampaikan bahwa hidup di dunia ini kontrak, sedangkan kontrak hidup di dunia ini semakin mendekati akhir.

Bacaan Lainnya

“Kita hidup telah ditentukan, kapan kita mati, kapan kita selesai di dunia ini. Ada yang kontraknya lama dan ada juga yang sementara,” ujarnya.

Kontrak itu jelasnya sudah ditandatangani sejak dalam rahim ibu dengan waktu yang ditentukan, jika kontrak habis maka selesailah, yaitu menghadap kepada Allah dan pada Rasulullah SAW.

“Kalau kita tidak percaya lihat saudara kita, lihat orang tua kita, mana mereka, kemana mereka saat ini, semua meninggalkan kita, meninggalkan jabatan, mobil, rumah. Semua nanti sampai pada giliran kita,” terang guru Bakhiet.

Orang yang beruntung itu lanjutnya, di alam sana, bukan di alam dunia ini. Orang yang berpangkat, mulia, kaya tapi disana diinjak-injak, kenapa sebab? Karena tidak menggunakannya dengan bijaksana.

“Mari kita persiapkan diri kita agar di alam sana kita lebih berjaya, lebih mulia, lebih terhormat dari alam yang sesaat ini. Buat apa kita mulia sesaat tapi hina selamanya di akhirat,” pesannya.

Prediksi hidup ini, terangnya, bagaimana nantinya apabila kontrak itu habis dan akan berpulang?, ada 2 pilihan tempat berpulang nantinya.

“Mudahan kita berpulang ke Rahmatullah bukan ke laknatullah. Celaka. Siapa yang kita jumpai?, yang kita harapkan nanti, tentu Nabi Muhammad SAW. Beliau diberikan izin memberikan pertolongan, memberikan syafaat. Kita cari beliau di sana karena beliau Syafi’in Musyafa di alam sana,” tuturnya.

“Kita memperingati kelahiran beliau, karena kita cinta pada beliau. Kita posisikan beliau yang paling kita cintai. Kita cinta pada diri, pada keluarga, pada harta tapi mestinya itu di bawah dari cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Karena beliau akan menolong kita. Ibu kita lari, anak kita lari, istri/suami kita lari nanti di sana saat kita membutuhkan mereka. Mereka menjauh dari kita. Hanya Rasulullah yang bisa merangkul kita, menolong kita,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *