Dosen Program Studi PGSD ULM Kembangkan Keterampilan Guru di Era Revolusi Industri 4.0

Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D. (ist)Zoeanda LD(wartaberitaindonesia.com)

Banjarmasin, wartaberitaindonesia.com – Sebagai bentuk dukungan penuh dalam mengembangkan keterampilan guru, Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Program Magister Administrasi Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) kembali melaksanakan program bimbingan teknis yang ditujukan bagi guru sekolah dasar di Kota Banjarmasin, guna memberikan pendalaman pengetahuan tentang berbagai keterampilan yang harus dikembangkan pada siswa sekolah dasar pada era revolusi industri 4.0 dan masayarakat 5.0.

Dalam hal ini Tim Pengabdian Kepada Masyarakat yang berintikan 10 orang mahasiswa gabungan Program Studi PGSD dan Magister Administrasi Pendidikan ULM diketuai oleh Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd., Ph.D, dengan anggota Akhmad Riandy Agusta, M.Pd., dan Dr. Ngadimun, MM telah
mengemas kegiatan bimbingan teknis mulai dari pengenalan berbagai indikator keterampilan yang wajib dikembangkan di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 secara menyeluruh.

Bacaan Lainnya

“Pengembangan keterampilan guru mengemas proses pembelajaran yang mengarah pada penumbuhan keterampilan siswa di Era Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat 5.0, harus semakin gencar digalakkan. Serta dibutuhkan kerjasama yang erat antara para akademisi di perguruan tinggi, dengan para praktisi di satuan pendidikan,” kata Ahmad Suriansyah melalui keterangan tertulis yang diterima wartaberitaindonesia.com, Senin (31/10) di Banjarmasin.

Setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan proses pembelajaran yang Inovatif, dan mengarah pada penumbuhan seluruh indikator yang terkandung pada berbagai keterampilan yang harus dimiliki siswa di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.

“Para guru diberikan pembekalan secara klasikal disertai dengan rancangan aktivitas pembelajaran inovatif yang mengarah pada pengembangan berbagai keterampilan tersebut,” terangnya.

Adapun kegiatan dirancang mulai dari pembekalan awal tentang berbagai keterampilan di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 beserta contoh konkret implementasinya dalam proses pembelajaran. Kegiatan berlanjut dengan memberikan sosialisasi model pembelajaran inovatif hasil penelitian pengembangan selama 2 tahun terakhir yang diberi nama ‘Gawi Sabumi’.

“Nama model pembelajaran tersebut bukan sekedar nama, tetapi melingkupi seluruh sintaks pembelajaran yang terdiri dari Group Analysis, Work Together, Inform, Solve the Problem on
Outdoor, Actualization of Solution, Battle Games, Unity on Role Play, Manage Conclusion and Invent the
Creation,” sebutnya.

Model pembelajaran ini adalah bentuk implementasi pengembangan keterampilan siswa di era revolusi industri 4.0 dalam proses pembelajaran. Dan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat ini telah mengembangkan model pembelajaran yang diteliti substansi, kebermaknaan langkah pembelajaran, keunikan model dari model pembelajaran yang lain serta kontribusinya dalam mengembangkan berbagai keterampilan yang harus dimiliki siswa sekolah dasar di era revolusi Industri 4.0.

Sedangkan untuk mengembangkan keterampilan guru dalam merancang model pembelajaran inovatif serupa, Ahmad Suriansyah memaparkan, dia bersama tim melanjutkan rangkaian kegiatan dalam bentuk bimbingan teknis merancang model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak di sekolah para guru peserta kegiatan.

“Hal ini tentu akan melahirkan berbagai model pembelajaran inovatif baru serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang beragam,” ujarnya.

Ahmad Suriansyah menjelaskan bahwa maksud kegiatan ini adalah untuk mengenalkan upaya inovatif guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. Setiap siswa yang ada di dalam kelas memiliki kekhasan masing-masing yang tentunya heterogen dari sisi latar belakang sosial budaya, ekonomi, latar belakang pendidikan orang tua, lingkungan masyarakat tempat mereka bergaul, serta lingkungan alam yang didominasi oleh lingkungan lahan basah.

“Hal ini selaras dengan visi ULM, yakni terkemuka dan berdaya saing dalam bidang lingkungan lahan basah,” ungkapnya.

Diharapkannya ke depan para guru tidak hanya merancang pembelajaran menggunakan mode-model pembelajaran yang telah ditemukan para pakar, tetapi mampu mengombinasi model yang telah ada dengan berbagai sintaks tambahan yang disesuaikan dengan karakteristik siswa didalam kelas masing-masing. Hal ini akan membentuk kreativitas guru dan mendukung keberlangsungan program guru penggerak.

“Guru penggerak sebagai guru Inovator, karena guru yang Inovatif sangat dibutuhkan untuk menanggulangi berbagi kebutuhan siswa dimasa mendatang,” paparnya.

Kemudian Ahmad Suriansyah menyampaikan dia bersama Tim Pengabdian Kepada Masyarakat telah menyelenggarakan kegiatan ini sejak bulan Mei 2022 hingga akhir bulan Oktober 2022. Rentang waktu yang tersedia dipergunakan pula untuk membimbing para guru mengemas model pembelajaran inovatif sampai dengan mengimplementasikannya di dalam proses pembelajaran.

Seluruh anggota tim memastikan para guru peserta bimbingan teknis betul-betul mengimplementasikan hasil kegiatan sampai pada penyempurnaan proses pembelajaran pada lingkup kelas masing-masing. Setelah dilakukan penilaian rekan sejawat bagi para guru peserta bimbingan teknis, 100% peserta telah memiliki keterampilan yang sangat baik dalam mengemas model pembelajaran inovatif yang diberi nama menarik sesuai dengan kekhasan berbagai keterampilan yang dikembangkan pada siswa di dalam kelas.

“Dari hasil kegiatan ini para guru telah menghasilkan model pembelajaran inovatif, yang selanjutnya disusun dalam buku panduan model pembelajaran dan telah mendapatkan Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,” ungkapnya.

Ditegaskan Ahmad Suriansyah bahwa produk model pembelajaran beserta hak cipta ini menjadi penanda komitmen penuh tim yang diketuainya untuk mengembangkan jiwa kreatif dan inovatif pada guru sekolah dasar, karena mereka adalah pemegang kendali lahirnya generasi penerus yang produktif dimasa mendatang.

Tidak hanya sekedar menghasilkan model pembelajaran yang memiliki hak cipta, tim pengabdian kepada masyarakat juga berkolaborasi dengan para guru untuk menghasilkan buku ajar yang kontekstual dengan kondisi masyarakat Kalimantan Selatan secara umum dan Kota Banjarmasin secara khusus dengan mengangkat kekhasan lingkungan lahan basah sebagai objek konten pembelajaran.

“Buku ajar ini selanjutnya akan diserahkan pada reviewer dari akademisi di perguruan tinggi serta dari penerbit untuk diproses pencetakannya agar dapat dipergunakan untuk poses pembelajaran disekolah dasar yang ada di Kota Banjarmasin,” terangnya.

Waktu yang panjang dari pengabdian kepada masyarakat ini telah dipergunakan dengan optimal hingga hasil yang diperoleh bukan hanya keterampilan bagi para guru, tetapi terdapat produk yang menggambarkan keterampilan yang dimiliki guru telah dipergunakan sesuai dengan harapan.

“Kegiatan serupa akan terus digalakkan, bukan hanya di Kota Banjarmasin namun hingga menjamah seluruh wilayah di Kalimantan Selatan. PGSD FKIP ULM bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat konsisten untuk mendukung pengembangan kompetensi guru yang menunjang peningkatan kualitas berpikir tingkat tinggi siswa sekolah dasar di era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0,” tutup Ahmad Suriansyah.

Sport.kalselpos.com

kalselpos.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *