Banjarmasin, wartaberitaindonesia.com – Puluhan anak di Indonesia meninggal dunia diduga karena penyakit gangguan ginjal akut.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalsel H.M Lutfi Saifuddin meminta kepada Dinkes agar gencar melakukan sosilaisasi dan menginformasikan kepada masyarakat terkait penyakit tersebut.
Dan ia juga meminta Dinkes fokus pada pencegahan terjadinya gagal ginjal akut pada anak di Kalsel dengan melakukan deteksi dini.
“Kita berharap kondisi ini tidak terjadi di Kalsel,” tuturnya.
Sesuai Instruksi yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak yang ditandatangani Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Murti Utami pada 18 Oktober 2022 kemarin.
Dimana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memberikan instruksi agar semua apotek menghentikan sementara penjualan obat sirup khususnya bagi anak-anak, hal ini dilakukan menanggapi dugaan penggunaan paracetamol sirup yang disebut sebagai penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak belakangan ini.
“Selain melarang penggunaan obat sirup kepada anak anak, Dinkes agar turun ke lapangan untuk memberitahukan dugaan penggunaan paracetamol sirup yang disebut sebagai penyebab gangguan ginjal akut pada anak,” pintanya.
Selain itu Lutfi juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak mengkonsumsi obat sirup terlebih dahulu, “Apabila orang tua ada anaknya yang mengalami gejala yang diduga gagal ginjal, agar segera membawa anaknya ke rumah sakit,” pungkasnya.