Marabahan, wartaberitaindonesia.com– Bupati Barito Kuala (Batola) Hj. Noormiliyani AS meresmikan Balai Adat di Desa Dwipasari Kecamatan Wanaraya, Rabu (23/7).
Meski hujan mengguyur sejak pagi tidak menyurutkan masyarakat Desa Dwipasari untuk berbondong-bondong berkumpul menyambut orang nomor satu di Batola bersama rombongan untuk meresmikan balai adat yang pembangunannya dilakukan secara bertahap sejak 2007 lalu.
Peresmian pun berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan masyarakat dan tokoh adat setempat, walaupun dengan suasana kesedehanaan.
Turut hadir mendampingi Bupati, Kepala Dinas PMD Batola Moch Aziz, Camat Wanaraya Slamet Riyadi, Kepala Desa Dwipasari I Made Wastawan, Kepala Adat Dwipasari I Nengah, Forkopimcam, dan seluruh masyarakat Dwipasari.
Sekitar pukul 11 siang Bupati wanita satu-satunya di Kalimantan ini tiba, dentingan musik khas Bali menggema, masyarakat riuh menyambut kedatangan Bupati.
Acara diawali dengan sambutan Kepala Adat, I Nengah. Dalam sambutannya I Nengah menyampaikan rasa terimakasih atas perhatian Bupati dan Bapak Hasanuddin Murad yang terus memberikan perhatian kepada Desa Dwipasari hingga balai adat ini resmi bisa digunakan saat ini.
“Saya mewakili masyarakat adat Desa Dwipasari mengucapkan terimakasih atas perhatian dan bantuannya kepada Bupati sehingga balai adat ini bisa berdiri,” tutur I nengah.
Disebutkan, pembangunan balai desa menghabiskan dana sekitar Rp394 juta dengan rincian Rp227,474 juta dana Desa dan bantuan Bupati, sedangkan sisanya merupakan swadaya masyarakat.
Nengah juga menyampaikan pada kesempatan ini keluhan para petani tentang jatuhnya harga kelapa sawit.
Kemudian Kepala Desa Dwipasari I Made Wastawan mengungkapkan dalam sambutannya bahwa visi misi Batola Setara membangun Desa Menata Kota benar-benar terasa di Dwipasari.
“Pada 2018 pada masa kepemimpinan Bupati jalan ke Desa Dwipasari sangat mulus beraspal. Namun karena tingginya arus tranportasi hasil perkebunan sawit dan karet, maka kondisinya kini kurang baik,” ungkap I Made.
Bupati yang juga mantan Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada masyarakat Dwipasari atas balai adat barunya.
“Saya ucapkan selamat kepada masyarakat Dwipasari. Semoga melalui balai adat ini segala aktivitas maupun kegiatan masyarakat bisa ambil bagian dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di tengah persoalan masalah moral akibat degradasi budaya,” harap Bupati.
Terkait keluhan masyarakat tentang rendahnya harga kelawa sawit, Bupati menyampaikan bahwa telah melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi bersama asosiasi perkebunan kelapa sawit seluruh Indonesia.
Bupati menjelaskan dari hasil pertemuan itu nanti Presiden bersama Menteri terkait akan melakukan pertemuan membahas hal ini.
“Sempat disebut akan ada bagi hasil antara pemerintah pusat dengan daerah terkait harga sawit ini. Tapi kita lihat lagi nanti bagaimana pemerintah pusat menggodok regulasinya,” jelas Bupati.
Selanjutnya, terkait permasalahan jalan ke Desa Dwipasari Bupati menyebut APBD pemerintah selama dua tahun habis untuk penanganan Covid-19.
Namun pada 2023 nanti ada rencana kerja pemerintah terkait jalan Dwipasari.
“Saya minta masyarakat mengawal ini, sehubungan masa jabatan kami yang akan berakhir pada 4 November nanti,” jelas putri Gubernur ke 3 Kalimantan Selatan Aberani Sulaiman ini.
Bupati juga berikan catatan bahwa program RKP terkait jalan Dwipasari baru bisa terealisasikan kalau perusahaan sawit besar yang menggunakan jalan Dwipasari ini juga berkontribusi melalui program CSRnya.
Kepada masyarakat Bupati juga sampaikan kabar gembira akan segera dimulainya pembangunan jembatan Dadahup yang menghubungkan Barito Kuala dengan Kabupaten Kapuas (Kalteng) pada 2023, segera di soft launchingnya Jejangkit Eco Park pada bulan Oktober.
Dimana akan hadirnya perpustakaan taraf Nasional di Batola, Mall pelayanan publik yang menjadi pusat layanan masyarakat satu pintu serta Batola yang menjadi Kabupaten satu-satunya di Kalsel masuk dalam program pembangunan Nasional yaitu melalui akan hadirnya jembatan Barito 2.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan bantuan kepada masyarakat adat Dwipasari sebesar Rp20 juta rupiah dari Bupati Hj. Noormiliyani AS serta pemukulan gong dan pemotongan pita sebagai tanda Balai Adat Desa Dwipasari selesai dibangun dan siap digunakan.