Banjarmasin, wartaberitaindonesia.com -Angka stunting di Kota Banjarmasin mencapai 28% dan angka ini diharapkan turun di angka 14%. Oleh karena itu perlunya kerjasama semua pihak agar capaian penurunan stanting bisa terwujud.
Hal tersebut dikatakan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, M. Ramadhan saat membuka secara resmi Sosialisasi
Baby-Friendly Hospital Initiative (BFHI) dan Whistle Blowing System (WBS) yang digagas Dinas Kesehatan dan TP PKK Kota Banjarmasin dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Kota Banjarmasin.
Kegiatan tersebut diikuti perwakilan RSUD, RS swasta, Ikatan Bidan Indonesia dan tenaga kesehatan Puskesmas se-Kota Banjarmasin.
Sementara itu Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Kalsel, Ica Hasan Aman kepada awak media mengungkapkan momentun pekan menyusui dunia tahun 2022 diharapkan dapat meningkatkan peran keluarga untuk mendukung keberhasilan proses ibu menyusui.
“Hal ini sejalan dalam rangkaian perayaan pekan menyusui sedunia pada 1 Agustus 2022,” ujarnya.
Kemudian Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Siti Wasilah menegaskan pentingnya inisiasi menyusu sejak dini dalam pencegahan stunting. Momentum kali ini perlu penerapan beberapa
Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) yang diterapkan fasilitas kesehatan.
“Termasuk keberanian
dan komitmen menerapkan Whistle Blowing yaitu jangan sampai ada penyimpangan dalam organisasi dan murni tujuan utamanya adalah untuk melindungi hak-hak ibu dan anak dalam proses menyusui,” tukasnya.