Anggota DPR RI Ingatkan Demokrasi di Indonesia Kedepankan Musyawarah Mufakat

Teks foto: Anggota DPR RI, Hj. Mariana (dua kiri) saat menyampaikan sosialisasi keputusan MPR RI di Kabupaten Tanah Laut, Senin (25/11). (Ist)

Banjarmasin, wartaberitaindonesia.com – Anggota DPR RI, Hj. Mariana, S.A.B., M.M, mengingatkan seluruh lapisan masyarakat banua bahwa esensi penerapan demokrasi di Indonesia mengedepankan musyawarah mufakat yang menjadi azas penting dalam pengamalan ideologi pancasila.

Artinya jika dipahami secara menyeluruh, yaitu keputusan hasil kesepakatan bersifat mengikat dilakukan secara terus-menerus dengan menjunjung tinggi rasa kebersamaan, kejujuran serta berkeadilan dengan memiliki keterkaitan masing-masing.

Bacaan Lainnya

“Karena sejatinya bangsa kita lahir atas dasar banyaknya perbedaan namun pada akhirnya kita bisa bersatu dalam NKRI, ” katanya saat sosialisasi keputusan MPR RI di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (25/11).

Ia mengingatkan, disadari atau tidak perbedaan pendapat atau pandangan maupun pemikiran dalam kelompok masyarakat berpotensi menjadi bumerang bagi nilai demokrasi Pancasila.

Namun jika perbedaan itu dikembalikan dengan tujuan kepentingan bersama dilandasi rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan sesuai falsafah Pancasila, yakni sila ketiga dan keempat maka dipastikan sesama anak bangsa bisa bersatu untuk menjadi kuat bagi negara Indonesia bermartabat serta berdaulat.

“Semua kita wajib terlibat memelihara persatuan dan kesatuan berlandaskan Pancasila,” ujarnya

Anggota Fraksi Gerindra ini juga mengingatkan pada 27 November 2024 dilaksanakan pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) secara serentak baik Bupati, Wali Kota maupun Gubernur.

Hal ini merupakan pelaksanaan demokrasi Pancasila itu sendiri dengan tetap menjaga keutuhan NKRI, menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

“Kami yakin segala perbedaan itu tidak menghilangkan rasa persaudaraan dan persatuan yang telah lama terjaga dengan baik, ” harap politisi yang akrab disapa Hj Anna ini.

Menurutnya, siapa pun pemenang dalam kontestasi Pilkada nanti tidak serta merta saling cibir atau menghina kepada pihak yang kalah, malah sebaliknya harus merangkul dan mengajak pihak yang kalah untuk bersama-sama bahu membahu membangun bangsa yang besar demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

“Oleh karena itu sikap menerima, lapang dada bagi yang kalah menjadi poin penting dalam pendewasaan seseorang dalam berpolitik,” tukasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *